8.3 DEMULTIPLEXER DAN ENCODER



1. Tujuan
  • Dapat Memahami materi rangkaian Demultiplexer
  • Mengetahui cara utama untuk menentukan fungsi rangkaian Demultiplexer.
  • Mampu  membuat simulasi rangkaian Demultiplexer.
2. Alat dan bahan 
alat
  •  ALAT
      a. Power Supply

(Gambar 1. Power supply

          Pada sebuah rangkaian elektronikaterdapat pin/kaki dengan tulisan Vcc. Tulisan tersebut sering kita jumpai pada rangkaian elektronika, kadang hal sepele seperti ini menjadi sesuatu yang susah bagi siswa ketika berhubungan langsung pada suatu alat, misal ketika melakukan praktikum, melakukan uji simulasi di komputer atau menemukan pada buku. Secara sederhana, VCC menunjukan pin yang harus disambung pada muatan positif. biasanya berukuran 5V,3V,12V dsb.

bahan;
a.demux
Gambar 2a. IC 4556)

(Gambar 2b. Demux)

Demultiplexer menerima data dari multiplexer dan mengubahnya menjadi bentuk semula untuk kemudian diteruskan ke komponen komputer yang bersangkutan.
b. encoder
(Gambar 3. Encoder)

Encoder memiliki fungsi untuk mengukur posisi, akselerasi, kecepatan sementara, serta arah yang selanjutnya bisa diturunkan dari gerakan putar atau antar linier.
3. dasar teori  

8.3 Demultiplexers and Decoders

Demultiplexer adalah rangkaian logika kombinasional dengan jalur input, 2n jalur output, dan n jalur pilih. Dekoder adalah kasus khusus demultiplexer tanpa saluran input dan juga dapat mengubah bilangan biner menjadi desimal.

 

 Gambar 8.18(a) menunjukkan representasi sirkuit dari demultiplexer 1-4.

Gambar 8.18(b) menunjukkan tabel kebenaran demultiplexer ketika input garis dipegang HIGH.


Gambar 8.19 Representasi rangkaian 2-ke-4, 3-ke-8, 4-ke-16

Jika pada dekoder ada beberapa kombinasi yang tidak digunakan ata 'tidak peduli' di n-bit kode, maka akan ada kurang dari 2n jalur keluaran. Secara umum, jika n dan m berturut-turut jumlah jalur input dan output, maka m kecil sama 2n.

Decoder dapat menghasilkan maksimal 2n kemungkinan minterm dengan kode biner n-bit. Pengoperasian decoder dapat dilihat pada diagram rangkaian logika pada Gambar 8.20. yang mengimplementasikan fungsi dekoder baris 3-ke-8. Memiliki tiga input = A, B dan C dan delapan output = D0, D1, D2, D3, D4, D5, D6 dan D7. Dari tabel kebenaran, karena output logika ‘1’ hanya satu dari delapan output sehingga setiap minterm menghasilkan output tertentu sesuai input. Dalam kasus ini, D0, D1, D2, D3, D4, D5, D6 dan D7 masing-masing mewakili minterm berikut:

 


 8.3.1 Implementing Boolean Functions with Decod

Dekoder dapat implementasikan pada fungsi Boolean dengan mudah. Dekoder menghasilkan minterm dan gerbang OR eksternal untuk menghasilkan jumlah minterm. Gambar 8.21 menunjukkan diagram logika di mana decoder baris 3-ke-8 digunakan untuk menghasilkan fungsi Boolean yang diberikan dengan persamaan.

 

Dekoder n-ke-2n dan m gerbang OR eksternal dapat digunakan untuk mengimplementasikan kombinasi rangkaian dengan n input dan m output. Misal pada penerapan empat variabel Fungsi Boolean dengan 12 minterms menggunakan dekoder baris 4-ke-16 dan gerbang OR eksternal. OR gerbang di sini harus menjadi gerbang 12-input. Dalam semua kasus seperti itu, di mana jumlah minterm dalam suatu Fungsi Boolean dengan n variabel lebih besar dari 2n /2 (atau 2n-1 ), fungsi komplementer Boolean akan memiliki lebih sedikit minterm. Dalam hal ini akan lebih baik menggunakan NOR daripada OR dengan output fungsi boolean.



Gambar 8.20 Diagram logika dari dekoder baris 3-ke-8.

 


Gambar 8.21 Menerapkan fungsi Boolean dengan dekoder8.3.2 Sirkuit Decoder Cascading 

Langkah-langkah dasar mendesain rangkaian adalah, pertama jika n adalah jumlah jalur input dalam dekoder yang tersedia dan N adalah jumlah jalur input di dekoder yang diinginkan, maka jumlah dekoder individu yang diperlukan untuk membuat dekoder yang diinginkan sirkuit akan menjadi 2N−n. Lalu hubungkan bit yang kurang signifikan dari jalur input dekoder yang diinginkan ke jalur input dari dekoder yang tersedia. Lalu bit sisa dari jalur input dari rangkaian dekoder yang diinginkan digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan decoder individu. Kemudian Jalur keluaran dari masing-masing dekoder bersama-sama membentuk jalur keluaran.

 

4. percobaan







a) Prosedur percobaan

1. siapkan alat dan bahan untuk membuat rangkaian pada proteus
2. Rangkai IC  pada proteus
3. masukkan code HEX pada sensor
4. nyalakan proteus



b) prinsip kerja rangkaian
    pada rangkaian pertama pada saat ABC berlogika 0 maka D0 akan aktif, ketika C berlogika 1 maka D1 akan aktif, ketika B aktif maka D2 akan aktif, dan seterusnya.
    Pada rangkaian demux dimana E merupakan enable yang akan aktif ketika berlogika 0 karena merupakan active low. ketika AB berlogika 0 maka output yang akan aktif adalah Q0. ketika A berlogika 1 dan B berlogika 0 maka output yang akan aktif adalah Q1 dan seterusnya.
    Pada rangkaian terakhir merupakan decoder yang dimana ketika input ABCD adalah 0 maka outputnya semua akan berlogika 1 kecuali g. dan seterusnya sesuai truth table


5. video 


6. Example
1. Sebutkan Ic apa saja di pakai sub chapter 8.3?
    jawab:
    ic 4556 dan ic 45118
 
2. Berapa Rangkaian yang terdapat pada sub chapter 8.3?
    jawab:
    Rangkaian yang terdapat dalam sub chapter tersebut 9 rangkaian
7. Problem
1. Apa saja alat yang digunakan pada chapter 8.3?
   jawab:
   Generator dan Logic probe
2. apa saja bahan yang digunakan pada chapter 8.3?
   Jawab:
   demux dan encoder

8. pilihan ganda
1. Apa fungsi dari logicprobe pada percobaan ini?
a. sebagai sumber tegangan
b. sebgai sumber arus
c. menganalisa dan mengecek status logika (high atau low) yang keluar dari rangkaian digital
d. sebagai penyearah

2. Apa saja alat dan bahan yang termasuk pada rangkaian ini kecuali
a. button
b. logicstate
c. ic 74151
d.logicprobe


6. Link download

a. download datasheet

Download IC 4556 datasheet sini
Download Inverter Gate Datasheet sini
Download AND Gate Datasheet sini

b. download rangkaian
File Rangkaian sini


d. Download Video
Video sini






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM DIGITAL Nama: Ramadhani NIM: 2010951036 Dosen Pengampu ; Darwison,M.T Referensi: a. Chang, R. and Goldsby, K.A.(2016), chemistr...